“Sesungguhnya Allah dan Malaikat-MalaikatNya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya!” (al-Ahzab: 56)
Kisah-Kisah Teladan

Exchange Links/Tukeran Links

Exchange Links: Tempat Exchange Links

Selasa, 27 Oktober 2009

Dunia Medis Warisan Dinasti Seljuk


Dunia kedokteran tumbuh begitu pesat di era kejayaan Islam. Di bawah kekuasaan Kekaisaran Seljuk Agung--sebuah dinasti Islam--yang berkuasa di Asia Tengah dan Timur Tengah pada abad ke-11 hingga 14 M, studi kedokteran pun berkembang dan telah melahirkan sederet dokter Muslim terkemuka.
Pada zaman kekhalifahan, madrasah-madrasah yang tersebar di berbagai kota Islam mejarkan ilmu kedokteran, selain ilmu pengetahuan lainnya. Syeikh al-Tibb, salah seorang guru besar pada zaman itu, mengungkapkan, di madrasah Muayyadiya dan madrasah Mansuriyyah di Kairo , Mesir telah diajarkan ilmu kedokteran.

Meskipun sejumlah madrasah di kota-kota lain seperti Kairo maupun Baghdad terdapat mata pelajaran kedokteran, tidak ada catatan yang menunjukkan adanya mata pelajaran kedokteran di madrasah Turki era Seljuk. Kedokteran pada era Seljuk diajarkan melalui hubungan antara guru dan murid yang magang.

Sebuah catatan menunjukkan pendidikan kedokteran pada era Seljuk tak dilakukan di madrasah, melainkan langsung di rumah sakit. Dalam dokumen tercatat ada seorang dokter bernama Burhan Al-Din Abu Bakr, mendapatkan ilmu dari gurunya, seorang dokter bernama Izzeddin yang bekerja di Rumah Sakit Konya. Burhan diajarkan untuk merawat dan menyembuhkan pasiennya dengan penuh kasih sayang.



Selain itu, ia juga dilarang mendiskriminasi pasien yang dirawatnya, sekalipun mengidap penyakit gila. Para calon dokter pun diajarkan untuk tak membedakan pasiennya berdasarkan status, kaya atau miskin. Semua harus diperlakukan secara sama.

Menurut sejumlah literatur di Turki, pada era Dinasti Seljuk, banyak dokter yang aktif di kota, terutama masa kepemimpinan Kilic Arslan II and Ala Al-Din Keykubad. Pada masa kepemimpinan mereka, banyak dokter yang diundang ke Anatolia. Bahkan sejumlah dokter dikirim untuk misi politik ke luar negeri karena kemampuan intelektual dan personalitinya.

Salah seorang dokter yang dikirim ke luar negeri untuk menjalani misi politik adalah Abu Bakr bin Yusuf. Sejumlah dokter pada masa itu ada yang bekerja di rumah sakit. Namun ada juga ang melakukan perjalanan dari kota ke kota untuk mendatangi dan mengobati para pasiennya.

Sebuah catatan sejarah pernah menyebutkan, seorang dokter yang bernama Saduddin Mes'ud mengirim sebuah surat kepada temannya. Dalam surat itu, ia mengatakan akan melakukan perjalanan ke sejumlah kota seperti Sinop, Kastamonu, Amasya dan Niksar. Tujuannya untuk mengobati para pasiennya. Dia juga mengunjungi Canik karena sejumlah pasien sudah menunggunya.

Pada era kekuasaan Dinasti Seljuk terdapat sederet dokter Muslim terkemuka. Para dokter hebat dari zaman Seljuk itu antara lain; Malik al-Hukama, Sultan al-Atibba, Aflatun al-Dahr, Bakurat al-Asr, Masih al-Zaman, Fakhr al-Milla wa-l-Din. Selain itu, di era Seljuk juga terdapat sejumlah dokter yang diundang para penguasa Dinasti Seljuk untuk datang ke Anatolia dan diminta bekerja secara temporer pada waktu tertentu.


Para dokter itu adalah:

* Hakim Barka
Dia merupakan dokter yang pertama kali menerbitkan karyanya yang berjudul Tuhfa-i Mubarizi dalam bahasa Turki. Ia pun mengalihbahasakan karyanya ke dalam bahasa Persia. Buku itu didedikasikannya kepada Gubernur Amasya, Ala Al-Din Keykubat, Mubaruziddin Halifet Alp Gazi. Gubernur Amasya, menilai, buku tersebut merupakan sebuah karya yang tak ternilai harganya. Hakim juga menulis buku kedokteran berjudul Kitab-i Hulasa der ‘ilm al-Tibb.

* Ekmeleddin Muayyad el-Nahcuvani
Ekmeleddin lahir di Nahcivan. Ia lalu dia belajar kedokteran dan menjadi seorang dokter ketika dia datang ke Konya. Dia mendapatkan nama Mevlana dari istana dan menjadi seorang dokter yang terkenal pada masa itu.

* Gazanfer Tabrizi
Gazanfer Tabrizi bernama asli Abu Ishak Ibrahim bin Muhammed. Dia merupakan dokter yang bekerja sama dengan dokter Ekmeleddin dalam mengobati seorang penyair hebat di era Seljuk, Mevlana Jalal Al-Din Rumi hingga menghembuskan nafas terakhirnya di tempat tidurnya yang nyaman. Karya-karya yang ditulis oleh Gazanfer antara lain buku berjudul Biruni's Kitab al-Saydana dan kritik Bahmanyar kepada Ibnu Sina.

* Najm Al-Din Nahcuvani

Najm merupakan seorang ilmuwan yang sangat berbakat pada abad ke-13 M. Dia menulis sejumlah komentar terhadap karya-karya Fahreddin RazĂ® yang berjudul Sharh Kulliyat al-Qanun dan Hallu Shukuk al-Mufrada fi Sharh al-Fahr al-Razi, yang ditulis pada 1253. Dia juga menuliskan komentar terhadap karya Ibn Sina dalam kitab al-Isharat wa al-Tenbihat dan Zubdat al-Nakz serta Lubab al-Kaff.

* Muhazzibiddin bin Hubel
Muhazzibiddin merupakan salah seorang murid seorang dokter yang terkenal bernama Abu al-Barakat dari Baghdad. Putranya bernama Izzeddin ibnu Hubel juga berprofesi sebagai doketr. Ia berusaha menyembuhkan penyakit Sultan Ala Al-Din Keykubat ketika dia berada di Malatya. Salah satu karya besar Muhazzibiddin adalah buku yang berjudul al-Muhtar fi al-Tibb yang digunakan sebagai referensi pada era Seljuk.

* Hubaysh al-Tiflisi
Hubaysh diperkirakan menuju ke Anatolia saat Dinasti Seljuk dipimpin oleh Kilicarslan II. Pada masa itu, di Anatolia dibangun banyak masjid, madrasah, dapur sup dan bazar bagi orang-orang yang tak mampu. Selain itu, pada masa kedatangan Hubaysh ke Anatolia, banyak ilmuwan dan pedagang dari Azerbaijan yang juga datang ke kota tersebut.

Hubaysh sendiri telah menulis sekitar 30 tentang kesehatan, bahasa, literatur, astrologi, juga buku tafsir mimpi dan cara pelafalan kitab suci Alquran yang benar. Beberapa hasil karya besarnya antara lain: Adviyat al-Adviya, buku tentang farmasi, cara membuat obat, bagaimana cara menyimpan obat, cara membakar obat, dan bagaimana cara membuat obat cair.

Ia juga menulis Ihtisaru Fusuli al-Bukrat: Aporieme Hippocrates dalam bahasa Arab. Selain itu, buku lain penting lainnya ditulis Hubaysh berjudul Kifayat al-Tibb. Buku initu terdiri dari dua buku dan 224 bab. Buku ini juga ditulis dalam bahasa Persia dan dihadiahkan kepada Sultan Meliksah.

Kesehatan Gratis di Era Seljuk

Pada masa kekuasaan Dinasti Seljuk, pertumbuhan ekonomi berkembang sejalan dengan perkembangan budaya. Pemerintah juga banyak membangun rumah sakit yang disebut dar al-shifa, dar al-sihha atau bimaristan di setiap kota. Selain itu, para dokter merawat orang-orang yang sakit yang berada di caravanserai (tempat istirahat bagi para pengelana maupun pedagang).

Di rumah sakit era Seljuk, perawatan kesehatan diberikan secara gratis. Dokter umum, dokter mata, ahli bedah, dan ahli farmasi bekerja di rumah sakit milik Dinasti Seljuk. Beberapa rumah sakit yang dibangun pada era Seljuk antara lain:

* Rumah Sakit Necmeddin Ilgazi. Rumah sakit ini dibangun Sultan Artuklu Necmeddin Ilgazi. Rumah sakit tersebut dilengkapi dengan masjid, madrasah, juga air mancur.

* Rumah Sakit dan madrasah Kayseri, Gevher Nesibe, merupakan bangunan untuk keperluan kesehatan yang dibangun pada era Seljuk di Anatolia. Pemimpin Dinasti Seljuk ybernama Giyaseddin Keyhusrev membangun rumah sakit tersebut atas permintaan adik perempuannya yang meninggal pada waktu kecil.

* Rumah Sakit Sivas, Izzeddin Keykavus yang dibangun oleh Izzedin Keykavus di Sivas pada 1217 M. Rumah sakit tersebut memiliki halaman dan ruangan sebanyak 30 buah. Rumah sakit tersebut dibangun dari batu bata dan ubin mosaik.

* Rumah Sakit Kastamonu, Ali bin Suleyman dipimpin Muhezzibuddin Ali, putra salah seorang wazir Kekaisaran Dinasti Seljuk Muineddin Suleyman pada 1272 di Kastamonu. Namun rumah sakit tersebut hancur akibat kebakaran hebat yang menimpanya 150 tahun yang lalu dan hanya pintu depan yang tersisa.

* Rumah Sakit Tokat. Rmuah sakit ini dilengkapi dengan madrasah. Eumah sakit tersebut dibangun oleh pejabat Dinasti Seljuk yang bernama, Pervane Muinuddin Suleyman. Sekarang rumah sakit tersebut menjadi museum Tokat.

* Rumah sakit Amasya. Dibangun pada era kekuasaan Olcayto Mehmed sekitar 1308 oleh Amber bin Abdullah yang merupakan pelayan Puteri Yildiz Hatun. Rumah sakit itu juga memiliki tempat khusus untuk mempelajari ilmu kedokteran. Sejumlah dokter yang diminta memberikan pelajaran kedokteran di tempat tersebut antara lain Shukrullah tahun 1488, Sabuncuoglu Serefeddin tahun 1465, dan Halimi tahun 1516.(rpb)

sumber suaramedia.com

Tidak ada komentar:

Jasa